Kamis, 30 Oktober 2014

BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK

2.      Batuan sedimen non klastik
a.      Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih dari 50%), terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam prakteknya secara umum meliputi batugamping dan dolomit. Merupakan batuan sedimen non klastik yang paling melimpah di alam. Batuan ini berkomposisi utama berupa kalsium karbonat (CaCO3) yang berasal dari proses kimiawi bersama-sama dengan biologis. Banyak tumbuhan dan binatang invertebrata mengeluarkan CaCO3 dari air dalam proses kehidupannya dan mengggunakan garam yang sama untuk membangun sarang dan bagian kerangkanya. Bila organisme tersebut mati, kerangkanya akan terakumulasi di dasar lautan. Dalam waktu yang sangat lama, akumulasi kerang tersebut akan membentuk lapisan karbonat dengan tekstur terdiri dari kerang atau pecahan kerang. Type batugamping ini terutama disusun oleh skeletal atau rombakan skeletal dan bisa mencapai ketebalan lebih dari 100 meter, dan bisa mempunyai penyebaran horizontal / lateral sangat luas (riubuan km2). Proses pembentukannya dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang mengalami larutan yang mengalami proses kimia maupun biokimia, dimana organisme turut berperan. Selain itu juga dapat terjadi rombakan yang mengalami transportasi secara mekanik dan diendapkan di tempat lain sehingga terjadi proses diagenesa batuan karbonat lain. Seluruh proses tersebut belangsung pada lingungan air laut dari detritus asal darat.
·        batugamping klastik
      adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detrital batugamping asal
o     Kalsilutit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan ukuran butir berukuran lempung < 1/16 mm
o     Kalkarenit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan ukuran butir berukuran pasir1/16 – 2 mm
o     Kalsirudit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan ukuran butir berukuran > 2 mm
·        batugamping non klastik
      adalah batugamping yang terbentuk dri proses-proses kimiawi maupun organisme, umumnya bersifat mono mineral
      Biostrome           : merupakan batugamping nonklastik yang pembentukanya dari hasil proses biokimia dan juga merupakan hasil timbunan tubuh atau kerangka plankton dan nekton yang sudah mati, biasanya berlapis dan berseling dengan kalsilutit
      Bioherm  : merupakan batugamping nonklastik yang pembentukannya dari hasil proses biokimia. Selain itu biasanya terdiri dari bentuk-bentuk bentonik masif dan berbentuk lensa yang dikelilingi oleh sedimen klastik
      Travertin            : merupakan batugamping nonklastik yang pembentukanya dari hasil proses larutan Kimia dengan komposisi penyusun utama berupa Kalsit (CaCO3)
      Chalk  : Batugamping skeletal, dimana skeletal fragmennya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop, komposisi penyusun utama berupa CaCO3 dengan tekstur berupa cangkang organisme mikroskopik
     

b.      Batuan sedimen kimiawi
Merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena proses penguapan, konsentrasi dan pengendapan dari laruitan yang telah jenuh dan biasanya tersusun dari kristal-kristal gypsum, garam dapur (halite), anhidrit dll. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik
·            Chert
Chert atau sering disebut batu rijang mempunyai bentuk bedded dan nodular. Chert dengan bentuk bedded biasanya ditemukan pada daerah laut dalam dan berasosiasi dengan radiolaria dan lava bantal. Sedangkan chert dengan bentuk nodular biasa ditemukan pada batugamping yang terbentuk oleh proses diagenesa berupa penggantian (replacement)
·            Gypsum
Gypsum terbentuk oleh proses evaporasi yang dapat sebagai indikator penting paleo-iklim dan paleo-geografi. Gypsum mempunyai bentuk nodular dengan tekstur chicken-wire. Terbentuknya gypsum terjadi karena material sedimen yang diendapkan di laut, biasanya berukuran lempung, kemudian lempung itu akan melepaskan ion-ion O2- dan kemudian ditangkap oleh unsur Ca2+ dan senyawa SO42-. Unsur-unsur tersebut berikatan membentuk senyawa CaSO4.2H­2O yang disebut dengan gypsum
·            Ironstone
Ironstone biasanya  merupakan Oolitik dan Ooids yang dapat terdiri dari hematit, Geothite, magnetit dan chamosit. Ironstone ini biasanya diendapkan pada lingkungan deposisional dan kadang terdapat fosil yang mengindikasikan daerah dengan kondisi hiposalin
·            Dolomit
Terbentuk karena adanya pergantian batugamping. Proses yang terjadi dapat berlangsung secara cepat setelah proses deposisi pada daerah intertidal tinggi, dataran supratidal.
·            Dedolomites
Adalah batuan yang komposisi mineralnya berupa dolomit (calcium Magnesium Carbonate = CaMg(CO3)2. Batuan ini mirip dengan batugamping dalam hal tekstur, struktur dan cara terdapatnya. Batuan ini bisa berasal dari presipitasi langsung air laut, tetapi kebanyakan berasal dari substitusi calcium oleh magnesium pada batugamping
·            Halite
Halite terbentuk oleh prespitasi langsung dari danau yang kadar garamnya tinggi atau pada teluk disepanjang pantai lautan

3.   Batuan Sedimen Sapropelite
      a.   Antrasit
Batuan mempunyai warna hitam, Struktur masif dengan tekstur nonklastik, ukuran butir mikrokristalin ( < 0,01 mm ), keseragaman kristal seragam, hubungan antar kristal anhedra – euhedra. Batuan tersusun oleh Carbon ( material organik ), berwarna hitam, kelimpahan dominan, ukuran butir mikrokristalin ( < 0,01 mm )
      b.   Batubara muda (Lignit)
Batuan mempunyai warna hitam, struktur brittle, dengan tekstur bioklastik, ukuran butir pasir ( 1/16 – 2 mm ), bentuk butir angular, sortasi baik, kemas tertutup. Batuan tersusun oleh material-material organik, Berwarna hitam, ukuran butir pasir ( 1/16 – 2 mm ), kelimpahan melimpah

 







Tabel 4. Deskripsi Batuan Sedimen
SEDIMEN KLASTIK 
SEDIMEN NONKLASTIK 
1. Ciri 
  • Perlapisan
  • Fosil tidak utuh
  • Fragmen butiran
  • Monomineralik
  • Fosil utuh
2. Struktur 
  • Perlapisan
  • Laminasi (perlapisan < 1mm)
  • Crossbedding
  • Graded bedding
  • Masif
  • Fosiliferous
3. Tekstur 
  • Ukuran butir
  • Sortasi
  • Roundness
  • Amorf
  • Kristalin
4. Komposisi 
  • Fragmen
  • Matrik
  • Semen
  • Monomineralik
5. Contoh 
  • Batupasir
  • Lanau
  • lempungPerlapisan
  • Fosil tidak utuh
Fragmen butiran 
  • Rijang
  • Batubara
  • Batugamping terumbu
  • Batugamping merah
  • Batugamping kristalin





Tidak ada komentar:

Posting Komentar