2. Batuan sedimen non klastik
a. Batuan Karbonat
Batuan
karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih
dari 50%), terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang
dalam prakteknya secara umum meliputi batugamping dan dolomit. Merupakan
batuan sedimen non klastik yang paling melimpah di alam. Batuan ini
berkomposisi utama berupa kalsium karbonat (CaCO3) yang berasal dari proses kimiawi bersama-sama dengan biologis. Banyak tumbuhan dan binatang invertebrata mengeluarkan CaCO3
dari air dalam proses kehidupannya dan mengggunakan garam yang sama
untuk membangun sarang dan bagian kerangkanya. Bila organisme tersebut
mati, kerangkanya akan terakumulasi di dasar lautan. Dalam waktu yang
sangat lama, akumulasi kerang tersebut akan membentuk lapisan karbonat
dengan tekstur terdiri dari kerang atau pecahan kerang. Type batugamping
ini terutama disusun oleh skeletal atau rombakan skeletal dan bisa
mencapai ketebalan lebih dari 100 meter, dan bisa mempunyai penyebaran
horizontal / lateral sangat luas (riubuan km2). Proses
pembentukannya dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang
mengalami larutan yang mengalami proses kimia maupun biokimia, dimana
organisme turut berperan. Selain itu juga dapat terjadi rombakan yang
mengalami transportasi secara mekanik dan diendapkan di tempat lain
sehingga terjadi proses diagenesa batuan karbonat lain. Seluruh proses
tersebut belangsung pada lingungan air laut dari detritus asal darat.
· batugamping klastik
adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detrital batugamping asal
o Kalsilutit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan ukuran butir berukuran lempung < 1/16 mm
o Kalkarenit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan ukuran butir berukuran pasir1/16 – 2 mm
o Kalsirudit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan ukuran butir berukuran > 2 mm
· batugamping non klastik
adalah batugamping yang terbentuk dri proses-proses kimiawi maupun organisme, umumnya bersifat mono mineral
Biostrome : merupakan
batugamping nonklastik yang pembentukanya dari hasil proses biokimia
dan juga merupakan hasil timbunan tubuh atau kerangka plankton dan
nekton yang sudah mati, biasanya berlapis dan berseling dengan
kalsilutit
Bioherm : merupakan
batugamping nonklastik yang pembentukannya dari hasil proses biokimia.
Selain itu biasanya terdiri dari bentuk-bentuk bentonik masif dan
berbentuk lensa yang dikelilingi oleh sedimen klastik
Travertin : merupakan
batugamping nonklastik yang pembentukanya dari hasil proses larutan
Kimia dengan komposisi penyusun utama berupa Kalsit (CaCO3)
Chalk : Batugamping skeletal, dimana skeletal fragmennya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop, komposisi penyusun utama berupa CaCO3 dengan tekstur berupa cangkang organisme mikroskopik
b. Batuan sedimen kimiawi
Merupakan
batuan sedimen yang terbentuk karena proses penguapan, konsentrasi dan
pengendapan dari laruitan yang telah jenuh dan biasanya tersusun dari
kristal-kristal gypsum, garam dapur (halite), anhidrit dll. Reaksi kimia
yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik
· Chert
Chert atau sering disebut batu rijang mempunyai bentuk bedded dan nodular. Chert dengan bentuk bedded
biasanya ditemukan pada daerah laut dalam dan berasosiasi dengan
radiolaria dan lava bantal. Sedangkan chert dengan bentuk nodular biasa
ditemukan pada batugamping yang terbentuk oleh proses diagenesa berupa
penggantian (replacement)
· Gypsum
Gypsum
terbentuk oleh proses evaporasi yang dapat sebagai indikator penting
paleo-iklim dan paleo-geografi. Gypsum mempunyai bentuk nodular dengan
tekstur chicken-wire. Terbentuknya gypsum terjadi karena material
sedimen yang diendapkan di laut, biasanya berukuran lempung, kemudian
lempung itu akan melepaskan ion-ion O2- dan kemudian ditangkap oleh unsur Ca2+ dan senyawa SO42-. Unsur-unsur tersebut berikatan membentuk senyawa CaSO4.2H2O yang disebut dengan gypsum
· Ironstone
Ironstone biasanya merupakan
Oolitik dan Ooids yang dapat terdiri dari hematit, Geothite, magnetit
dan chamosit. Ironstone ini biasanya diendapkan pada lingkungan
deposisional dan kadang terdapat fosil yang mengindikasikan daerah
dengan kondisi hiposalin
· Dolomit
Terbentuk
karena adanya pergantian batugamping. Proses yang terjadi dapat
berlangsung secara cepat setelah proses deposisi pada daerah intertidal
tinggi, dataran supratidal.
· Dedolomites
Adalah batuan yang komposisi mineralnya berupa dolomit (calcium Magnesium Carbonate = CaMg(CO3)2.
Batuan ini mirip dengan batugamping dalam hal tekstur, struktur dan
cara terdapatnya. Batuan ini bisa berasal dari presipitasi langsung air
laut, tetapi kebanyakan berasal dari substitusi calcium oleh magnesium
pada batugamping
· Halite
Halite terbentuk oleh prespitasi langsung dari danau yang kadar garamnya tinggi atau pada teluk disepanjang pantai lautan
3. Batuan Sedimen Sapropelite
a. Antrasit
Batuan
mempunyai warna hitam, Struktur masif dengan tekstur nonklastik, ukuran
butir mikrokristalin ( < 0,01 mm ), keseragaman kristal seragam,
hubungan antar kristal anhedra – euhedra. Batuan tersusun oleh Carbon (
material organik ), berwarna hitam, kelimpahan dominan, ukuran butir
mikrokristalin ( < 0,01 mm )
b. Batubara muda (Lignit)
Batuan
mempunyai warna hitam, struktur brittle, dengan tekstur bioklastik,
ukuran butir pasir ( 1/16 – 2 mm ), bentuk butir angular, sortasi baik,
kemas tertutup. Batuan tersusun oleh material-material organik, Berwarna
hitam, ukuran butir pasir ( 1/16 – 2 mm ), kelimpahan melimpah
Tabel 4. Deskripsi Batuan Sedimen
| |||||||||||||||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar