Kamis, 30 Oktober 2014

BATUAN SEDIMEN SILISIKLASTIK

Batuan Sedimen

 

 
   Batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran batuan induk. Lithifikasi batuan meliputi proses kompaksi autigenik dan diagenesa (proses terubahnya material-material lepas menjadi batuan yang kompak).

 
    Batuan sedimen sangat banyak jenisnya dan tersebar luas dengan ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa km. Secara lateral penyebaran batuan sedimen mencapai 70 % dari batuan yang ada dipermukaan akan tetapi batuan sedimen hanya merupakan 5 % dari batuan yang ada di bumi.

    Secara umum batuan sedimen terbagi atas dua kelompok besar yaitu :

 
1. Batuan Sedimen Silisiklastik 
 
Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmen-fragmen batuan yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf atau sedimen. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962)
  • Batuan sedimen silisiklastik merupakan batuan ekstrabasinal yang pembentukannya melibatkan proses epigen dari batuan sumber atau pre-existing rock.
  • Batuan silisiklastik berdasarkan besar butirnya dikelompokkan menjadi kelompok mudrock, batupasir dan konglomerat atau breksi.
  • Fragmen rombakan bisa jadi terdiri dari fragmen batuan tetapi pada umumnya tersusun atas mineral kuarsa yang merupakan mineral paling stabil dan felspar sedangkan butiran yang berukuran halus akan menjadi batulanau, batulempung maupun sebagai matrik dalam batuapasir, breksi dan konglomerat.
  • Butir-butiran klastik pada batuan ini terbentuk setelah mengalami proses-proses pelapukan mekanik atau kimiawi maupun keduanya, proses transportasi serta pengendapan.
  • Transportasi sedimen dapat terjadi oleh adanya air, angin, es, arus pasang-surut dan arus turbidit.
  • Kenampakan umum yang sangat penting dalam batuan silisiklastik adalah struktur sedimen dan tekstur terutama yang terbentuk selama proses pengendapan, post depositional atau saat diagenesis. 
     
    a.   Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik
    ·        Piroklastik
    Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut sebagai tephra merupakan hasil banyak proses yang berhubungan dengan erupsi vulkanik tanpa memandang penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik merupakan fragmen “seketika” yang terbentuk secara langsung dari proses erupsi vulkanik. Material piroklastik saat dierupsikan gunung api memiliki sifat fragmental, dapat berujud cair maupun padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut disebut sebagai batuan piroklastik.
    o     piroklastik aliran
    adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari lapisan yang dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan lapisan yang tidak teratur dan menipis pada tinggian dan menebal pada cekungan. Biasanya dijumpai lapisan yang sudah masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal dari suspensi turbulen dan menutupi bagian laminasi.

    o     piroklastik jatuhan
    Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik jatuhan. Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan sortasi yang baik (well sorted) dengan ketebalan lapisan yang teratur dan mengikuti permukaan yang ditutupi (mantle bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan juga jarang ditemukan gradasi normal.
    o     piroklastik surge
    dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan asosiasinya dengan piroklastik aliran.

    Breksi volkanik : tersusun dari fragmen yang diameternya >32mm bentuknya runcing
    Agglomerat  : Fragmennya berupa bomb dengan ukuran .> 32mm
    Lapilli :  Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm
    Tuf kasar :  Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran 0,25-4mm
    Tuf halus :  Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran , 0,25mm


    ·        Hidroklastik
    Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu erupsi yang terjadi karena kontak air dengan magma. Berdasarkan cara transportasi sebelum diendapkan, akumulasi material hidroklastik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
    o     Endapan Hidroklastik Jatuhan
    Adalah endapan yang terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang dilemparkan dari pusat erupsi ke udara dan kemudian jatuh di tempat pengendapannya. Cara transportasi material hidroklastik jatuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transportasi gerak peluru (trajectory) dan turbulensi awan erupsi.
    o     Endapan Hidroklastik Aliran
    Endapan ini terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang terlempar dari pusat erupsi, kemudian bergerak sepanjang permukaan bumi menuju tempat pengendapannya
    ·        Autoklastik
    Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu bentuk fragmentasi padat karena letusan gas-gas yang ada di dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi material ini  merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari perkembangan lanjut dari pembekuan.
    ·        Alloklastik
    Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu breksi yang dibentuk oleh fragmentasi dari beberapa batuan “preexisting” oleh proses vulkanik bawah permukaan. Jadi proses breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru kemudian ekstrusi sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin dihasilkan oleh pengembangan gas atau oleh runtuhnya gunung api yang kemudian terbentuk rongga-rongga dan akhirnya diikuti erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat kemiringan dan bergerak dari gunung api dengan media iar menjadi lahar. Ciri breksi ini adalah ketebalannya yang besar dan tidak berlapis, material penyusunnya sangat kasar dan tidak tersortasi. Fragmen mempunyai ukuran beraneka ragam, namun fragmen yang berupa pumis, skoria dan batuan afanitik jarang dijumpai.
    ·        Epiklastik
    Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik dan umumnya bukan merupakan hasil vulkanisme yang seumur. Karena endapan epiklastik ini merupakan hasil proses rework dan telah mengalami transportasi,  maka pada umumnya fragmennya lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh proses-proses non vulkanik atau proses epigenik sehingga membentuk modifikasi butiran yang agak membulat. Material epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi laharik.
    b.   Batuan Sedimen Silisiklastik nonvulkanik
    Batuan sedimen jenis ini didominasi oleh detrital grain (mineral silika dan fragmen batuan khusunya). Batuan yang termasuk jenis ini antara lain:
    ·        Konglomerat
    Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang sudah terkonsolidasi dengan campuran pasir atau lumpur pada ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran cobble atau pebble yang well rounded (membulat baik). Kebanyakan konglomerat menunjukkan perlapisan yang kurang baik dan kadang-kadang juga terdapat lensa batupasir. Konglomerat yang terbentuk saat ini terakumulasi di atas rangkaian pegunungan, di pantai dan pada kanal sungai. Secara petrologis menunjukkan tekstur kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) sedangkan untuk matriknya berukuran lempung sampai pasir (< 1/256 – 2 mm)
    ·        Breksi
    Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang kemudian mengalami konsolidasi dengan fragmen-fragmen batuan beku lainnya yang juga hasil dari vulkanik. Secara petrologis batuan ini menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) dan biasanya fragmen berupa batuan beku dengan bentuk yang meruncing (angular), sedangkan untuk masa dasarnya berupa batuan beku yang berukuran afanit. Jika dilihat dengan bantuan mikroskop, masa dasar dapat berupa glass vulkanik
    ·        Batupasir
    Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai. Sejak tersingkap di permukaan bumi, batuan ini sangat mudah dikenali karena biasanya batuan ini tahan terhadap pelapukan. Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa saja, tetapi kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini disebabkan karena kuarsa merupakan mineral utama dalam batuan beku, sedimen maupun metamorfik, selain itu mineral ini tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi. Partikel pasir pada kebanyakan batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi.
    Komposisi batupasir merupakan kunci penting tentang sejarah pengendapannya. Selama tertransportasi yang jauh, fragmen batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu yang siap mengalami dekomposisi (pelapukan kimiawi), seperti hanlnya olivin, piroksen, feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang lebih halus dan kemudian tertampi (winnowed) keluar, terpisah dengan mineral kuarsa yang ultra stabil. Batupasir yang bersih, terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang membundar baik, berarti batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah berulang kali mengalami siklus erosi dan deposisi. Secara petrologis batuan ini mempunyai tekstur kemas tertutup dan sortasi yang baik, sedangkan komposisinya berupa material-material sedimen berukuran pasir ( 1/16 – 2 mm) dengan bentuk butir rounded.
    ·        Arkose
    Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi yang buruk. Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 – 2 mm) yang berupa material-material sedimen berukuran pasir, sedangkan untuk fragmen berukuran pasir – kerikil ( 1/16 – 4 mm ) dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert, Muscovite, Biotite, Kuarsa, Ortoklas. Pembundaran angular-subangular.

    ·        Batulanau
    Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16 mm – 1/256 mm). Batulanau umumnya berstruktur laminasi (perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung struktur “burrow”. Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material berbutir halus yang terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan diendapkan pada dataran banjir atau delta.
    ·        Serpih
    Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi. Batuan ini sangat melimpah di alam, kebanyakan berstruktur laminasi. Serpih hitam mengandung material karbon dan terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal, daerah pasang surut (tidal flat). Sedang serpih merah menandakan banyak mengandung oksida besi yang berarti teroksidasi pada lingkungan terbentuknya (streem channels, flood plain, tidal plan)
     
     
    KLASIFIKASI PETTIJHON
     

    Klasifikasi batupasir berdasarkan Pettijohn (1987)

    Klasifikasi ini menggunakan dasar segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya terdiri dari kuarsa, fielspar (plagioklas + K. fieldspar) dan fragmen batuan. Segitiga pertama sampai segitiga kedua atau dari 0% sampai 15% batuan di daerah tersebut di beri nama arenit (arenite). Sekarang tergantung dari unsur utama penyusun batuan itu, jika unsur utamanya dan terbanyak adalah fragmen batuan, maka batuan itu diberi nama litik arena (lihic arenite), jika batuan tersebut mulai banyak tercampur oleh unsur kuarsa, sehingga penamaan batuan menjadi Sublitik Arenit (sublithic arenite). Hal yang samadapat dipergunakan untuk batuan yang kaya unsur fieldspar, maka disebut Arkosik Arenit (arkosic arenite). Kalau batuan sudah hampir semua disusun oleh unsur kuarsa, maka batuan itu disebut kuarsa arenit (quartz arenite). Segitiga kedua sampai segitiga ketiga atau dari 15% sampai 75%, batuan yang terletak di daerah tersebut dinamakan batuan wacke. Jika batuan didominasi oleh unsur fragmen batuan (rock fragmen), disebut Lithic Graywacke. Jika didominasi oleh dieldspar disebut Fieldspathic Graywacke. Dan bila didominasi oleh unsur kuarsa, maka batuan itu dinamakan Quartz Wacke.
     
    Tabel 4. Deskripsi Batuan Sedimen
    SEDIMEN KLASTIK 
    SEDIMEN NONKLASTIK 
    1. Ciri 
    • Perlapisan
    • Fosil tidak utuh
    • Fragmen butiran
    • Monomineralik
    • Fosil utuh
    2. Struktur 
    • Perlapisan
    • Laminasi (perlapisan < 1mm)
    • Crossbedding
    • Graded bedding
    • Masif
    • Fosiliferous
    3. Tekstur 
    • Ukuran butir
    • Sortasi
    • Roundness
    • Amorf
    • Kristalin
    4. Komposisi 
    • Fragmen
    • Matrik
    • Semen
    • Monomineralik
    5. Contoh 
    • Batupasir
    • Lanau
    • lempungPerlapisan
    • Fosil tidak utuh
    Fragmen butiran 
    • Rijang
    • Batubara
    • Batugamping terumbu
    • Batugamping merah
    • Batugamping kristalin
     

     
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar